Minggu, 05 Desember 2010

Petani no.1, cita-cita yang melayang di angkasa

Saat menulis postingan ini, tepat sekali jet audio mendendangkan lagu Berdiri Teman, lagu karya Close Head yang sampai sekarang saya sendiri tidak tahu darimana band ini berasal. Hanya saja lagu ini membawa saya ke dalam kenangan ketika pertama kali menanam asa untuk menjadi Petani no.1. Saat itu, saya masih kelas XII di salah satu SMA terbaik di Bandung (katanya..!), SMAN 5 Bandung.

Sama sekali tidak terpikirkan untuk menjadi seorang petani. Setidaknya, sampai akhir semester 5, saya masih berambisi untuk melanjutkan kuliah di Jurusan Teknik Elektro ITB. Entah kenapa saya sangat berambisi masuk ke sana, mungkin pengaruh orang lain juga sih (ajakan Kang Rino yang sudah masuk duluan ke T.Elektro ITB tahun 2007).

Pikiran saya terombang-ambing oleh sebuah berita di televisi yang menyiarkan bencana kekurangan pangan. Seakan ada bisikan yang mengatakan, "orang lapar tidak butuh rangkaian elektro, tapi butuh beras". Kata-kata singkat namun merasuk dalam benak dan pikiran. Hingga akhirnya, saya memantapkan diri akan menjadi seorang petani. Salah satu jalannya, dengan melepas pilihan masuk T.Elektro ITB dan memilih jurusan Teknik Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Begitulah awal mula cita-cita menjadi Petani no.1 tertanam dalam hati. Sulit sekali mendefinisikan arti Petani no.1, namun suatu saat, Anda ataupun semua orang di seluruh dunia kelak akan mengerti arti Petani no.1 itu.

Goresan Petani no.1 di tangan (10 Maret 2008)

Goresan Petani no.1 di semen saat Praktikum Terpadu Mekanika dan Bahan Teknik (26 Maret 2010)

 Goresan Petani no.1 di pasir pantai Cikepuh saat Eksplorasi UKF 2010 (23 Mei 2010) 

Bogor, 06 Desember 2010
di atas kasur kamar 31 Wisma Alma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar