Kamis, 09 Desember 2010

Selamat hari anti korupsi sedunia [09/12/2010] ; Penyakit korupsi, dari pejabat sampai mahasiswa

Hari ini adalah hari anti korupsi sedunia. Saya jadi ingat dengan sedikit ucapan Ustadz Abu Syauqi saat memberikan tausyiah pada Patlabor Camp 2008, "Antum semua tahu, kenapa Indonesia yang kaya dengan sumber daya melimpah penduduknya bisa banyak yang miskin? Karena di Indonesia sudah terlalu banyak orang jahat!!".

Rasanya penuturan Ustadz Abu tidak terlalu berlebihan. Dari jaman saya SD sampai sekarang, kasus korupsi kerap menjadi momok yang meresahkan rakyat. Tikus-tikus negara terkenal sangat licin dan bebas keluar masuk berbagai instansi bahkan badan penegak hukum. Uang gasakannya pun tidak tanggung-tanggung nominalnya, bisa sampai 13 digit coy!! Sebutlah contohnya buronan koruptor kelas kakap Eddy Tansil yang menggelapkan uang sebesar 565 juta dolar Amerika (sekitar 1,5 triliun rupiah dengan kurs saat itu) yang didapatnya melalui kredit Bank Bapindo melalui grup perusahaan Golden Key Group. Itu baru satu orang, belum yang lainnya.


Terkadang rasa gemas timbul jika melihat POLRI tidak berkutik terhadap makhluk yang satu ini. Beberapa rekan mahasiswa berinisiatif menyampaikan aspirasi di jalanan. Ada juga yang melalui tulisan-tulisan. Namun terkadang saya sendiri tertawa melihat tingkah polah mahasiswa ini. Di jalanan dan tulisan-tulisannya, mereka kerap berteriak 'Ganyang Koruptor', tapi berbeda dengan tingkahnya di dalam kelas perkuliahan. Yup, sebagai mahasiswa yang impresif, saya sangat mengetahui kehidupan mahasiswa di dalam kampus. Praktek korupsi di dalam kelas tidak sedikit terjadi bung. Dari mulai nitip absen sampai mencontek telah menjadi hal yang lumrah di kelas. Begitulah, tanpa disadari kita telah dimanjakan dengan kenikmatan korupsi, korupsi nilai, korupsi daftar presensi, dll.

Kalau ada Bang Arswendo Atmowiloto, mungkin sekarang dia bakal berteriak hahahahhahahahahahaha


untuk rekan-rekan mahasiswa yang kucintai, teguhlah dalam idealismemu secara utuh dan total

Bogor, 09 Desember 2010
Selamat hari anti korupsi sedunia!!!!

Selasa, 07 Desember 2010

Naturalisasi ; Asa di tengah tandusnya prestasi

Beberapa jam lagi, pertandingan sepakbola babak penyisihan antara Indonesia vs Thailand dalam Sea Games AFF Suzuki Cup 2010 akan segera dimulai. Dari liputan sebuah stasiun televisi swasta, terlihat penonton telah berjubal di Gelora Bung Karno. Mereka tentu merasakan gemuruh yang merasuk dada. Sama halnya denganku, rasa gemuruh ini telah hadir sejak aku masih berumur 13 tahun dan kerap membahana setiap kali timnas PSSI berlaga di ajang Internasional. Kini aku tahu bahwa gemuruh itu bernama Nasionalisme.

Yup, mungkin terdengar lebay bagi orang yang tidak mengerti mengenai fanatisme. Namun sesungguhnya itulah seni sepakbola, dimana nama negara terbawa-bawa ke dunia dari sebuah bola yang ukurannya tidak melebihi 50 cm.


Ada hal berbeda dalam tubuh timnas Indonesia kali ini yang sekarang banyak menjadi headline media massa manapun. Jarang sekali timnas PSSI memiliki performa yang sangat baik. Tidak tanggung-tanggung, pada pertandingan sebelumnya, Malaysia di cabik-cabik 5-1 dan Laos di hajar 6-0. Konon katanya, kemenangan ini bisa diperoleh berkat dua orang pemain timnas yang bukan orang Indonesia asli, yakni Irfan Bachdim dan Christian 'el loco' Gonzales. Mereka masuk timnas melalui jalur yang dinamakan naturalisasi (sumber lain menyebutkan bahwa Irfan Bachdim merupakan WNI asli, tidak melalui naturalisasi). banyak yang mengagumi kedua pemain tersebut, namun tidak sedikit juga yang kontra.

"Masa dari 250 juta penduduk Indonesia tidak ada yang sekelas dengan 'el loco' sampai harus di naturalisasi segala? Mau dibawa kemana nama Indonesia...???"

Intinya seperti itulah. Memang 'kasus' naturalisasi ini baru kali ini terjadi di Indonesia. Sepintas naturalisasi terlihat seperti langkah instan PSSI. Bukan langkah instan bro, tapi ikhtiar. Yah, terserah orang berpendapat apa, yang jelas kalau memang pemain naturalisasi bisa membuktikan kontribusi dan komitmennya untuk Indonesia, kenapa tidak..? Bahkan mereka saja hafal lagu Indonesia Raya =).

Ayooo el loco, cetak gol yang banyak..!! Oktovianus, kasih umpan yang ajib dah..!! Markus, jangan sampai kebobolan lagi..!! Maman, jangan gentar adu body sama lawan, Thailand doang ceteklah..!!! Ridwan, cetak gol lagi, jangan kalah sama Irfan..!! Boaz Solosa, aku tunggu aksimu pada kompetisi mendatang..!! Bravo Sepakbola Indonesia...!!!!

Bogor, 07 Desember 2010
Beberapa menit sebelum lagu Indonesia raya berkumandang di SUGBK

Senin, 06 Desember 2010

Mencetak pemimpin jurnalis selanjutnya..!

seorang pemimpin yang baik adalah orang yang mampu menyiapkan pemimpin-pemimpin baru yang akan menggantikannya esok

Alhamdulillah, ga' kerasa sebentar lagi saya lengser dari posisi Kadept Kominfo Bindes KM. Agak sedih juga menanggalkan jabatan yang telah banyak memberi manfaat. Nama saya cukup mencuat setelah menyandang jabatan ini (hehehe..). Selain itu, jabatan ini memaksa saya untuk menempa karakter, meningkatkan skill, menjalin koneksi, bahkan membuat saya semakin cinta dengan Bindes (dengan si dia juga tentunya,, ehem.. ehem..)

Saya coba membuka-buka kembali folder Kominfo dalam laptop. Semua data masih komplit! Press Release jadul sejak masa pembekalan sampai kegiatan Village Health and Clean ada. Buletin dari edisi perdana pun masih ada. File-file desain sertifikat dan plakat tertata rapih dalam folder terpisah, jadi ga' ribet pas diminta Nissa (sang sekretaris umum yang paling rewel soal progress report). Sampai folder Majalah Suara Desa teranyar semua masih lengkap. Terkenang semua susah payah selama dua tahun bertugas.

Sejenak saya tertegun melihat buah tangan saya selama ini. Tampaknya saya melakukan kesalahan fatal sebagai seorang pimpinan. Ya, saya baru sadar bahwa hampir tidak ada desain dan tulisan yang dibuat anggota Kominfo yang lain..!!! Lalu siapa yang akan membuat buletin edisi selanjutnya, siapa yang akan mendesain baliho dan spanduk publikasi, siapa yang akan mendesain kaos dan sertifikat, siapa yang akan menulis dan mengedit Press Release, siapa yang akan menulis wacana dan opini di blog maupun di media massa........?

Itulah salah satu blunder yang lagi-lagi saya buat. Dulu saya pernah membuat kesalahan yang sama saat melepas amanah sebagai Kadept Syiar Media di DKM Nurul Khomsah. Meski demikian, kini saya tidak merasa terlambat. Masih ada waktu sampai tanggal 19 Desember 2010 untuk mencetak pemimpin jurnalis baru, pemimpin yang kelak akan dan harus menjadi lebih tangguh dari diriku. Dengan demikian, saya baru bisa lengser dengan terhormat.

Jamee, Irma, Tika, Kukuh, Dita, ayo kita belajar menulis dan mendesain....!!

Bogor, 06 Desember 2010
ditemani guyuran hujan senja pukul 15.59 pm

Minggu, 05 Desember 2010

Petani no.1, cita-cita yang melayang di angkasa

Saat menulis postingan ini, tepat sekali jet audio mendendangkan lagu Berdiri Teman, lagu karya Close Head yang sampai sekarang saya sendiri tidak tahu darimana band ini berasal. Hanya saja lagu ini membawa saya ke dalam kenangan ketika pertama kali menanam asa untuk menjadi Petani no.1. Saat itu, saya masih kelas XII di salah satu SMA terbaik di Bandung (katanya..!), SMAN 5 Bandung.

Sama sekali tidak terpikirkan untuk menjadi seorang petani. Setidaknya, sampai akhir semester 5, saya masih berambisi untuk melanjutkan kuliah di Jurusan Teknik Elektro ITB. Entah kenapa saya sangat berambisi masuk ke sana, mungkin pengaruh orang lain juga sih (ajakan Kang Rino yang sudah masuk duluan ke T.Elektro ITB tahun 2007).

Pikiran saya terombang-ambing oleh sebuah berita di televisi yang menyiarkan bencana kekurangan pangan. Seakan ada bisikan yang mengatakan, "orang lapar tidak butuh rangkaian elektro, tapi butuh beras". Kata-kata singkat namun merasuk dalam benak dan pikiran. Hingga akhirnya, saya memantapkan diri akan menjadi seorang petani. Salah satu jalannya, dengan melepas pilihan masuk T.Elektro ITB dan memilih jurusan Teknik Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Begitulah awal mula cita-cita menjadi Petani no.1 tertanam dalam hati. Sulit sekali mendefinisikan arti Petani no.1, namun suatu saat, Anda ataupun semua orang di seluruh dunia kelak akan mengerti arti Petani no.1 itu.

Goresan Petani no.1 di tangan (10 Maret 2008)

Goresan Petani no.1 di semen saat Praktikum Terpadu Mekanika dan Bahan Teknik (26 Maret 2010)

 Goresan Petani no.1 di pasir pantai Cikepuh saat Eksplorasi UKF 2010 (23 Mei 2010) 

Bogor, 06 Desember 2010
di atas kasur kamar 31 Wisma Alma